Sejarah Wali Songo yang Berdakwah di Cirebon

Sejarah Wali Songo yang Berdakwah di Cirebon
Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Jati berperan penting dalam perkembangan Islam di Cirebon, Jawa Barat. FOTO:@PINTEREST/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Berikut ulasan sejarah wali songo yang berdakwah di Cirebon, simak ulasan lengkapnya dibawah ini!

Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Jati berperan penting dalam perkembangan Islam di Cirebon, Jawa Barat.

Sedangkan Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari sembilan pendakwah Islam yang dikenal sebagai Wali Songo di Pulau Jawa, Indonesia.

Baca Juga:Deretan Hp IPhone Terbaru 2023Mitos Tanaman Wali Songo yang di Percaya Membawa Keberuntungan

Menurut buku Sejarah Wali Songo : Sunan Gunung Jati (2020), Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 M dengan nama Syarif Hidayatullah.

Ayah Sunan Gunung Jati adalah penguasa/pejabat Mesir Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam. Sedangkan ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri penguasa Kerajaan Padjadjaran Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.

Sejarah Wali Songo yang Berdakwah di Cirebon

Dakwah Politik

Perjalanan Sunan Gunung Jati menjadi seorang da’i diawali dengan menimba ilmu dari banyak guru besar.

Perjalanan menuntut ilmu Sunan Gunung Jati dimuat dalam Serat Purwaka Caruban Nagari dalam buku Atlas Walisongo (2012).

Ia mengaku mulai belajar saat berusia 20 tahun. Sunan Gunung Jati diklaim pernah berguru di Pasai bersama Syekh Tajmuddin al-Kubri, Syekh Ataullah Syadzili, dan Sayyid Ishak.

Kiprah dakwah Sunan Gunung Jati dimulai dengan nama Sayyid Kamil di Gunung Sembung (sekarang kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat).

Ia membuka tenda dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat dengan dukungan raja Cirebon, Pangeran Cakrabuwana.

Baca Juga:Biografi Wali Songo Sunan Kalijaga : Masa Hidup, Strategi Dakwah dan Karya – KaryanyaInilah Tokoh Penyebar Agama Islam di Indonesia Selain Wali Songo

Pernikahan merupakan salah satu teknik dakwah Sunan Gunung Jati untuk meningkatkan kedudukannya dan memperluas kontak dengan orang-orang terkemuka.

Nyi Babadan, putri Ki Gedeng Babadan, adalah istri pertamanya. Namun Nyi Babadan meninggal sebelum dikaruniai seorang putra.

Sunan Gunung Jati kemudian menikah dengan Nyi Kawunganten, putri raja Banten, Ki Gedeng Kawunganten. Dua anak lahir dari pernikahan ini.

Sunan Gunung Jati mempunyai anak pertamanya, Ratu Winaon, yang menikah dengan Pangeran Atas Angin atau Pangeran Raja Laut.

Sedangkan anak kedua adalah Pangeran Sabakingkin yang selanjutnya bergelar Sultan Hasanuddin dan menjadi Sultan Banten.

Sunan Gunung Jati juga dikabarkan menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tien, yang merupakan putri Kaisar Tiongkok Dinasti Ming bernama Hong Gie.

0 Komentar