Kementerian Pertanian Gandeng TNI dan Polri dalam Program Cetak Sawah
Kementan, TNI, polri,
Kementan gandeng TNI polri,
Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia mengambil langkah strategis dengan melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam program ambisius cetak sawah.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, dalam pernyataannya di Kompleks Istana Kepresidenan.
Sudaryono mengungkapkan bahwa Kementan akan memanfaatkan satu batalyon TNI, tepatnya Batalyon Infanteri (Yonif) atau Yonif Penyangga Daerah Rawan, untuk mendukung program ini.
Baca Juga:Menteri Pangan Zulkifli Hasan Bakal Impor 1 Juta Ton Beras dari India Dharma Pongrekun Berjanji Atasi Kemacetan Jakarta dengan Pembangunan Infrastruktur Kilat
Pelibatan TNI telah dimulai di beberapa daerah di Papua, khususnya di Merauke, dan akan diperluas ke daerah lain seperti Sumatera Selatan.
Tidak hanya TNI, Kementan juga berencana melibatkan Polri dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Sudaryono menekankan bahwa peran Polri tidak hanya sebatas Satgas Pangan yang menindak pelanggaran, tetapi juga akan aktif di sektor hulu dengan membina petani.
Program cetak sawah ini memiliki target ambisius untuk mencetak 3 juta hektar sawah dalam kurun waktu 3-4 tahun mendatang.
Menurut Sudaryono, luas lahan ini diproyeksikan dapat menjamin ketahanan pangan Indonesia hingga 80 tahun ke depan.
Untuk mencapai target tersebut, Kementan akan memanfaatkan berbagai jenis lahan, termasuk milik Perhutani dan swasta.
Status kepemilikan lahan yang akan digunakan beragam, mulai dari milik perseorangan, perusahaan, hingga negara.
Baca Juga: Kejaksaan Agung Ungkap Keterlibatan 8 Perusahaan dalam Kasus Korupsi Impor Gula Potensi Ekspor Papua: Tak Hanya Tambang, Produk UMKM Juga Menjanjikan
Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional dengan melibatkan berbagai institusi negara.
Namun, efektivitas dan dampak jangka panjang dari program ini masih perlu dipantau dan dievaluasi secara berkala.