BIJB Kertajati, Harus Dimanfaatkan Pemkab Cirebon

BIJB Kertajati, Harus Dimanfaatkan Pemkab Cirebon
Ketua DPRD Kab Cirebon, HM Luthfi MSi Cirebon menjelaskan keberadaan BIJB Kertajati, harus dimanfaatkan Pemkab Cirebon. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah Kabupaten Cirebon. Hal itu, disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, HM Luthfi MSi, kemarin.

Menurutnya, harus diakui, BIJB Kertajati ini sebagai pintu masuk perkembangan perekonomian di daerah tetangga. Salah satunya Cirebon.

“Kita harus manfaatkan itu (BIJB Kertajati, red), orang dari Singapura dari Cina mau investasi di Losari tinggal turun di Kertajati,” kata Luthfi.

Baca Juga:Prabowo-Gibran Raih 62,75 Persen Di TPS Sekitar Pondok Pesantren TegalwangiKPU Musnahkan 22.644 Lembar Sisa Surat Suara Rusak dan Berlebih

Oleh karenanya, konsep pembangunan di Kabupaten Cirebon harus lebih maju. Akselerasi percepatan pembangunan itu, tergantung inovasi pemangku kebijakan di daerah. Yang perlu dipertajam di Kabupaten Cirebon adalah hadirnya transportasi massal.

Di Cirebon transportasi massal itu dibutuhkan. Yang terintegrasi dengan sejumlah wilayah, seperti Cirebon dan Indramayu. Artinya, keberadaan Bandara Kertajati, harus mampu memberikan efek bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata daerah.

Transportasi murah kata politisi PKB itu, dapat menjadi indikator kemajuan daerah karena dapat meningkatkan aksesibilitas. Sehingga mampu mengurangi biaya logistik, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal.

“Melalui peningkatan mobilitas penduduk dan barang. Artinya salah satu indikator daerah maju itu adalah hadirnya transportasi masal yang murah. Dan hari ini, yang murah adalah KRL computer line,” katanya.

“Kalau ada KRL di Kertajati, yang melintas di Stasiun Jatibarang, Stasiun Arjawinangun dan Stasiun Cangkring, Losari sampai ke Tegal. Cirebon menjadi seksi dalam pertumbuhan ekonomi,” lanjutnya.

Gampangnya begini, kata Luthfi, orang dari Medan, ingin ke Gunungjati atau Trusmi, mereka tinggal turun di Kertajati, selanjutnya naik KRL turun di Cangkring, 1 km ke Gunungjati, satu kilo ke Trusmi.

“Untuk membuka ruang pertumbuhan ekonomi yang memberikan multiplier effect, salah satunya adalah kita harus bangun aksesibilitas nya,” tandasnya.

Baca Juga:Ajak Masyarakat Penuhi Hak PilihKomitmen DPRD, Mendukung Kebebasan Pers

Artinya, tambah Luthfi, transportasi masal adalah solusi transportasi yang efisien, mengurangi kemacetan, meningkatkan mobilitas penduduk, serta mendukung pembangunan berkelanjutan.

“Transportasi massal, seperti KRL, bisa melibatkan peningkatan konektivitas antar wilayah, pengurangan kemacetan, peningkatan efisiensi perjalanan, serta dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat setempat,” pungkasnya. (zen)

0 Komentar