Kader PKB Diingatkan, Tidak Terpengaruh Arahan PBNU

Kader PKB Diingatkan, Tidak Terpengaruh Arahan PBNU
Penasihat Nasional Tim AMIN, KH Imam Jazuli mengingatkan kader PKB tak terpengaruh arahan PBNU, disampaikan saat melakukan konsolidasi Tim Pemenangan AMIN di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Kader PKB diingatkan, agar tidak terpengaruh dengan arahan PBNU. Tetap fokus, memenangkan pasangan Anies-Muhaemin (AMIN) dalam perhelatan Pemilihan Presiden 2024.

Itu disampaikan Penasihat Nasional Tim AMIN, KH Imam Jazuli saat menggalang konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon, belum lama ini.

Pria yang juga metupakan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Insan Mulia (BIMA) itu menilai, arahan PBNU terkait Capres-Cawapres tidak akan berpengaruh. Terutama bagi warga NU kultural.

Baca Juga:Sekda Brebes: Mahasiswa Dimanapun Tetap Harumkan Nama DaerahKader Golkar Kompak Menangkan Pemilu di Cirebon

“Dalam hal sikap politik, kita sudah tahu bahwa kekuatan NU itu berada di level masyarakat kulturalnya. Mereka sangat ideologis. Sementara untuk NU struktural, kebanyakan hanya berpikir pragmatis dan sesaat,” kata Kiai Imam Jazuli.

“Tidak usah khawatir karena pengaruh NU struktural pada penentuan kepemimpinan nasional selama ini hanya kosong-kosong koma, alias tidak ngaruh,” lanjutnya.

Kiai yang khas dengan kaos oblong itu berpesan agar tidak terpengaruh oleh siasat NU struktural (PBNU).  Berbagai cara dilakukan untuk menjauhkan warga NU dari PKB. Kedoknya netralitas, namun ada pengarahan ke pasangan tertentu.

Mantan pengurus KMNU Mesir itu akhirnya menjelaskan fakta. Pada 2004, pasangan Mega-Hasyim bertarung berhadapan dengan SBY-JK. Kurang besar Megawati dengan kekuatan PDIP saat itu. Pun dengan PBNU yang saat itu mengklaim umatnya 100 juta. Hasyim sebagai pimpinannya saat itu.

“Semua perangkat NU struktural sudah dikerahkan untuk pemenangan. Tapi apa hasilnya? Mega-Hasyim kalah,” katanya.

Perolehannya suaranya pun hanya 26.61 persen. Setara dengan 31.569.104 suara. Padahal PDIP ditahun 1999 saja, perolehan suaranya sebesar 33.75 persen (35,62 juta suara). Artinya, dikawinkannya PDIP dengan PBNU, tetap tidak berpengaruh.

“Saya berkomunikasi dengan sejumlah lembaga survei nasional terkait pengaruh arahan PBNU pada Paslon 02. Ternyata tidak ada angka yang membedakan antara sebelum dan sesudah ada arahan itu,” katanya.

Baca Juga:DPRD Mendorong Peningkatan Investasi di Kabupaten CirebonDewan Terima Keluhan Soal Layanan Kesehatan

Bukti lainnya, adalah PKB. Meksipun PBNU melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU kultural dari PKB dengan alasan politik kebangsaan. Kenyataannya PKB justru semakin besar.

Selain itu, banyak juga kontestan di Pilkada yang didukung PCNU, tapi tidak berpengaruh ke hasil. Ada jarak antara NU struktural (pengurus PBNU) dan NU kultural. “Jadi, enggak ngaruh, paling hanya nol, nol, koma,” ujar Kiai Imam Jazuli.

0 Komentar