Bule Jerman yang Mualaf, Ternyata Punya Istri dari Desa Kadukeras, Cirebon

SYAHADAT. Momen sakral terjadi di penghujung Ramadhan 1.444 Hijriah. Bule asal Jerman, Michael Maks Wiliam mengucap kalimat syahadat untuk pertama kalinya di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fathonah, Kadukeras, Babakan Cirebon. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
SYAHADAT. Momen sakral terjadi di penghujung Ramadhan 1.444 Hijriah. Bule asal Jerman, Michael Maks Wiliam mengucap kalimat syahadat untuk pertama kalinya di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fathonah, Kadukeras, Babakan Cirebon. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Bule Jerman yang telah mualaf, Michael Maks William, ternyata punya istri asal Desa Kadukeras, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon. Keluarga istri Michael diketahui akrab dengan kalangan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fathonah.

Pengasuh Ponpes Al Fathonah, KH M Irfan Fauzi membenarkan, bule Jerman, Michael sudah menikah dengan wanita asal Desa Kadukeras yang beragama Islam. Pernikahan keduanya dilangsungkan di Jerman.

“Pernikahan Michael di negara Jerman. Dia lagi pulang kampung. Kebetulan istrinya orang Kadukeras,” ujar KH Irfan Fauzi kepada Rakyat Cirebon, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga:Smartfren Gelar Kompetisi Mobile Legends Terbesar se-Cirebon RayaLewati Lebaran, Industri Jasa Keuangan di Ciayumajakuning Tumbuh Positif

Saat pulang kampung ke Desa Kadukeras menjelang Lebaran Idul Fitri 2023 inilah, Michael diajak berkunjung ke Ponpes Al Fathonah. Michael disambut langsung oleh KH Irfan Fauzi. Terjadilah obrolan mendalam terkait Islam.

“Lalu mertua dari mualaf ini sering main ke pondok dan cerita. Karena biasa main ke pondok mengajak si mualaf itu. Terus ngobrol tentang masalah Islam dengan saya,” kata KH Irfan Fauzi.

Saat obrolan mendalam itu, KH Irfan Fauzi menjelaskan mengenai dasar-dasar Islam. Rupanya, Michael yang kini telah menyandang nama Islam, Muhammad Ramdani ini, tertarik masuk Islam.

“Saya jelaskan tentang masalah Islam. Lalu ada ketertarikan dari bule Jerman ini untuk belajar Islam. Sebelumnya dia belum sama sekali mengenal Islam. Dia mengenal Islam pada saat itu datang ke pondok, malam. Ngobrol sekitaran bada tarawaih jam 9 ngobrol sampai jam 1 malam,” kata KH Irfan Fauzi.

Michael lalu memutuskan mengucap syahadat keesokan harinya, tepat sehari sebelum Lebaran Idul Fitri.

“Lalu besoknya beliau mengatakan mau mengucapkan dua kalimat syahadat,” katanya.

KH Irfan Fauzi menjelaskan, pihak Ponpes Al Fathonah bakal terus mendampingi proses belajar Islam Michael. Meski Michael tinggal di Jerman, pihaknya bakal membuka komunikasi melalui WA atau voice call.

“Dari pihak kami, insya Allah akan mendampingi Michael yang sekarang namanya sudah diganti dengan Muhammad Ramdani. Via WA juga via telepon kita selalu berhubungan. Ketika dia di sini entah beberapa bulan atau tahun, tetap kita akan memberikan bimbingan,” jelasnya.

0 Komentar