“Penyakit kusta hanya mengenai seseorang yang kondisi atau kekebalan tubuhnya lemah dan kontak yang lama dengan penderita kusta tipe basah yang tidak diobati. Oleh karena itu penderita kusta tidak perlu ditakuti atau dikucilkan,” kata Eka.
Namun, menurut Eka, Imunisasi BCG pada bayi mampu mengurangi kemungkinan terkena kusta. Segera berobat ke puskesmas bila mengalami kelainan kulit berupa bercak mati rasa. Cacat kusta dapat dicegah dengan minum obat dan diperiksa ke puskesmas secara teratur. Obat untuk menyembuhkan penyakit kusta dikemas dalam bentuk blister (keeping) yang disebut Multi Drug Therapy (MDT).
“Lama minum obat tergantung dari jenis penyakit kusta. Untuk jenis kusta basah obat harus diminum setiap hari selama 12 Bulan. Untuk Kusta kering obat harus diminum selama 6 Bulan. Obat dapat diambil di Puskesmas. Kusta dapat disembuhkan tanpa cacat bila berobat secara dini dan teratur,” ujar Eka.
Baca Juga:Dua Pesilat SMK Budi Bhakti Mencoba Mengulang Sejarah PrestasiMenghapus Stigma Kusta dengan Selotip dan Sepatu Boot
Penyakit Kusta dapat disembuhkan tanpa cacat bila penderita minum obat secara teratur sesuai aturan dan petunjuk dari petugas kesehatan.
Sementara itu, salah satu ketua RT di wilayah Kecamatan Sumberjaya mengatakan, pihaknya mendukung adanya upaya edukasi untuk para ketua RT maupun ketua RW. Asalkan dengan tujuan untuk deteksi dini gejala awal penyakit menular di wilayahnya. Alasannya, berbicara tentang penyakit menular, bukan saja akan berdampak pada stigmatisasi pasiennya, namun juga sebagai makhluk sosial harus ada upaya meminimalisir dan mencegah. “Memang harus ada edukasi kepada masyarakat di lingkungan RT dan RW,” ujarnya. *
Artikel ini adalah bagian dari program Fellowship NLR Indonesia bersama Rakyat Cirebon untuk mengkampanyekan “Suara Untuk Indonesia Bebas dari Kusta” (SUKA). Kusta dapat disembuhkan, kusta tidak mudah menular.