Ekspor Produk UMKM Cirebon Terganjal Kuantitas Produksi

EKSPOR. Mimpi pelaku UMKM Cirebon bisa eskpor produknya ke pasar internasional masih terganjal kuantitas produksi. Kadin, OJK, BI dan DKUKMPP Kota Cirebon gotong royong carikan solusi. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
EKSPOR. Mimpi pelaku UMKM Cirebon bisa eskpor produknya ke pasar internasional masih terganjal kuantitas produksi. Kadin, OJK, BI dan DKUKMPP Kota Cirebon gotong royong carikan solusi. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Mimpi pelaku UMKM Cirebon bisa ekspor produknya ke pasar internasional, masih terganjal kuantitas produksi. Hingga saat ini, belum banyak pelaku UMKM bisa tembus pasar ekspor secara reguler.

Padahal, pelaku UMKM asal Cirebon dinilai potensial masuk ke pasar global. Banyak pelaku UMKM yang sudah melengkapi dokumen legal, seperti PIRT, BPOM, label halal maupun tanggal produksi dan konsumsi.

Ditambah, pengemasan produk UMKM yang juga sudah baik.  Namun, dari sisi kuantitas, pelaku UMKM masih kesulitan menenuhi standar ekspor yang mengharuskan kuantitas jumbol dalam periodisasi tertentu.

Baca Juga:Pengelolaan Dana Abadi Umat Harus DioptimalkanKeunggulan Pakaian Polos Berbahan Katun, Tetap Adem saat Cuaca Panas

Ketua Bidang UMKM Kadin Kota Cirebon, Budi Brasco menjelaskan, secara garis besar produk UMKM yang potensial tembus ke pasar ekspor ialah terbagi ke dalam fesyen, kuliner dan kriya.

“UMKM berpotensi ekspor sudah punya legalitas kemasan yang baik dan kapasitas produksi yang memungkinkan untuk memenuhi permintaan ekspor. Di Cirebon ada kuliner, fesyen maupun kriya,” ujar Budi usai Kelas Literasi dan Keuangan di Kantor DKUKMPP Kota Cirebon, Selasa 21 Maret 2023.

Faktor kuantitas yang belum memenuhi standar ekspor diantaranya keterbatasan modal, bahan baku, SDM hingga alat produksi. Sehingga, produksi dilakukan ‘semampunya’ untuk memenuhi permintaan lokal.

Untuk mengatasi tuntutan kuantitas, ada solusi yang bisa dijalankan pelaku UMKM. Yakni membuat kongsi produksi UMKM sejenis. Misalnya, kelompok UMKM fesyen bekerja sama memproduksi satu jenis pakaian standar eskpor.

“Kendala produksi untuk mencapai volume produksi harus kolaborasi dengan produk UMKM sejenis supaya bisa memenuhi volume produksi yang besar,” jelas Budi.

Menurutnya, literasi mengenai ekspor produk bagi pelaku UMKM asal Cirebon sudah sangat cukup. Kadin bersama OJK, BI dan DKUKMPP setempat rutin mengajak pelaku UMKM untuk melek potensi ekspor.

“Namun sifatnya baru sebatas tambah wawasan aja. Belum ke pelaksanaan teknis ekspor itu seperti apa. Karena belum ada produk UMKM yang memenuhi standar kuantitas itu tadi,” kata Budi.

Baca Juga:Alumni Prodi Pariwisata Syariah IAIN Cirebon Siap Penuhi Kebutuhan SDM Profesional Pariwisata HalalWarga Purwawinangun, Cirebon Lestarikan Spirit Dakwah Ki Bagus Sufiyah dan Ki Bagus Sumiyah

Pelaku UMKM difasilitasi terkait literasi keuangan, mengakses perbankan hingga dilatih memasarkan produknya melalui digital marketing. “Tujuan agar pelaku UMKM memiliki edukasi keuangan alternatif pendanaan,” kata Budi.

0 Komentar