Kecap Asli Majalengka Tembus Pasar Arab Saudi, Andalan di Restoran Seberang Masjidil Haram

kecap asli majalengka
GO INTERNASIONAL. Kecap asli Majalengka cap segitiga berhasil menembus pasar internasional khususnya di Mekkah Arab Saudi. /rakcer.id/hasanudin
0 Komentar

Ketua Asosiasi Pengusaha Kecap Majalengka Deden Herdian Narayana ST, yang juga pemilik merek kecap Segitiga yang masih bertahan mengatakan, tanda-tanda akan turunya industri kecap di Kabupaten Majalengka dapat dilihat dari semakin berkurangnya jumlah pabrik pengolah kecap yang masih beroperasi saat ini.

Bahkan berdasarkan data yang ada, sejumlah daerah penghasil kecap di Majalengka sudah mulai menutup industrinya seperti di Kecamatan Talaga, Majalengka, Dawuan, Kadipaten, Jatiwangi dan Cigasong.

Kondisi itu kata dia, berbeda dibandingkan dengan tahun 2000-an, dimana jumlah industri kecap di Majalengka masih cukup pesat, hingga kecap Majalengka cukup terkenal hingga ke Mancanegara.

Baca Juga:4 Lokasi Kemah di Sindangwangi Kabupaten Majalengka, Bikin Betah Turis AmerikaViktor Axelsen Incar Hat-trick Indonesia Open 2023, Anthony Sinisuka Ginting Percaya Diri

“Dari data grafik yang ada, jumlah industri kecap yang ada di Majalengka waktu di puncak kejayaanya mencapai sekitar 54 pabrik. Namun di tahun 2014 hanya sekitar 10 pabrik yang masih mampu bertahan dan di tahun 2013 jumlahnya terus berkurang,” ucapnya.

Penyebab kolapsnya industry pembuatan kecap di Majalengka kata dia, sebagian besar karena masalah permodalan dan mahalnya bahan baku seperti kedelai dan gula yang harganya terus melambung.

“Saat ini secara umum kondisi industri pembuatan kecap Majalengka mulai terancam ambruk akibat sulitnya mencari bahan baku yang mahal, dan kurang maksimalnya peran pemerintah dalam membantu ketersediaan bahan baku maupun pemasaran,” tambahnya.

Sementara kerabat H Saad Wangsadidjaja pendiri kecap Maja Menjangan yang namanya enggan disebutkan mengatakan, perusahaan itu sendiri dibangun sejak tahun 1940-an dan masih bertahan sampai saat ini.

Namun kata dia jumlah produksinya tidak sebesar seperti dulu, dimana sebagian pabriknya sendiri sudah tutup dan hanya sebagian kecil yang masih beroperasi.

Untuk memasarkan hasil produksinya, dia mengaku sengaja memasang di rak atau outlet yang ada di kantornya dan mempromosikan melalui media sosial.

Salah satu kendala utama kata dia adalah kenaikan harga bahan baku seperti kacang kedelai, gula dan lainnya yang sangat mempengaruhi pertumbuhan pabrik kecap di Majalengka.

Baca Juga:Waspadai Tindak Pidana Perdagangan Orang, Tempuh Jalur yang Benar Jika Ingin Jadi Pekerja MigranJuara Musabaqoh Qira’atil Kutub Tingkat Provinsi Terima Kadeudeuh dari Bupati Kuningan

“Masih produksi hanya saja tidak sebesar dulu mas, saat ini pabrik yang masih beroperasi tinggal ini, sedangkan pabrik lainya sudah ditutup,” ucapnya.

0 Komentar