Kisah Inspiratif Ayu Sakura Influencer yang Meraup Cuan dari Konten Tiga Bahasa

Kisah Inspiratif Ayu Sakura Influencer yang Meraup Cuan dari Konten Tiga Bahasa
Kisah Inspiratif Ayu Sakura. Foto:pinterest/rakcer.id
0 Komentar

Selain menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia, Ayu juga memperkenalkan aksara Jepang dalam kontennya di TikTok. Ia mengakui bahwa bahasa pertama yang ia pelajari sejak lahir adalah bahasa Jepang dan Bali. Ayu baru mulai belajar bahasa Indonesia ketika ia masuk sekolah dasar (SD).

Ayu tidak menyangka bahwa konten media sosialnya menjadi viral dan sering muncul di halaman explore (FYP). Ia juga tidak pernah membayangkan dirinya menjadi seorang content creator dan mendapatkan penghasilan dari situ. Awalnya, ia tidak sengaja membagikan momen-momen lucu keluarganya melalui konten di TikTok.

Tidak disangka banyak pengguna internet yang menonton dan membagikan video tersebut. Pengikut Ayu di TikTok dan Instagram juga terus bertambah. Ayu pun mulai menerima endorsement dari berbagai produk kecantikan, sepatu, bahkan makanan. Namun, tidak semua produk bersedia dipromosikan oleh Ayu.

Baca Juga:10 perusahaan Lokal Lama yang Masih Bertahan Ditengah Persaingan, ada di Cirebon! Intip Deretan Pengusaha yang Miliki Mall Mewah di Jakarta, cari tahu yuk!

Ketika merasa stres, saya menikmati mengedit video. Namun, ketika saya sedang sibuk, saya tidak mengerjakannya, tambah anak pertama dari dua bersaudara ini.

Seorang wanita yang lahir pada tanggal 3 Maret 1998 hanya akan mempromosikan produk jika mendapat tanggapan yang positif dari keluarganya. Ayu juga tidak akan memanipulasi testimoni untuk setiap produk yang diendorse oleh merek tertentu. Dengan kata lain, konten-konten tersebut dibuat secara spontan.

Saya menyampaikan kepada klien bahwa karena ini adalah keluarga, saya tidak dapat memberi informasi secara detail kepada orang tua saya tentang keunggulan produk,” kata mahasiswa yang sedang menempuh studi di jurusan Kedokteran Gigi di Universitas Udayana (Unud).

Ni Putu Ayu Sakura, seorang perempuan, telah menjadi contoh tentang bagaimana mendapatkan dukungan dari produk roti. Ketika ia mulai membuat konten, ia akan menempatkan produk tersebut dan merekam reaksi keluarganya selama kurang lebih dua jam. Apabila tanggapannya positif, Ayu akan membagikan video tersebut di platform TikTok.

Di sisi lain, jika keluarganya memberikan respon negatif, dia tidak akan mengunggahnya. Ayu ingin agar kontennya jujur dan tetap menghibur.

Ayu menambahkan, “Saya sudah memberikan disclaimer kepada klien saya. Saya tidak ingin follower saya merasa tertipu jika saya mempromosikan produk melalui metode penjualan yang agresif.”

0 Komentar