Kualitas Pendidikan Tertinggal

HM Luthfi MSi, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon
HM Luthfi MSi, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Kualitas pendidikan di Kabupaten Cirebon masih tertinggal jauh dibanding kota besar lainnya. Itu dibuktikan dari output yang dihasilkan, gapnya terlalu jauh. Di Kabupaten Cirebon masih berkutat pada pembahasan adanya siswa yang belum bisa membaca.

Luthfi membeberkan contoh lulusan SMP di Jakarta, sudah mahir berbahasa Inggris. Atau lulusan SMP dari Jawa Timur, sudah mahir berbahasa Arab. Namun dari Kabupaten Cirebon, belum bisa menjangkaunya.

“Ini kan kacau. Padahal berbicara pendidikan, ya berbicara investasi masa depan anak bangsa. Tapi persoalannya, kualitas pendidikannya masih belum tersentuh. Kalah jauh dengan kota-kota besar lainnya,” tandas HM Luthfi MSi, kemarin.

Baca Juga:Polresta Cirebon Ungkap 13 Kasus Narkoba dengan 17 TersangkaKuliah Gratis di Jerman Plus dapat Uang Saku

Persoalan lainnya terkait managemen pendidikan. Banyak di antara kepala sekolah yang tidak memiliki kompetensi, diberikan mandat sebagai pengambil keputusan. Sebut saja dari sebaran jumlah lulusan yang dinilai belum merata. Sehingga terjadi fenomena sekolah gemuk dan sekolah yang minim siswa.

Persoalan itu, setiap tahun selalu terjadi. Sekolah swasta tidak kebagian murid. Alasannya, tidak ada pendaftar. Siswanya habis, masuk ke sekolah negeri semua. Padahal, ketika kualitas pendidikan bisa dipertanggungjawabkan, tentu tidak akan terjadi.

“Soal ini bisa selesai, kalau kita punya peta pendidikan di Kabupaten Cirebon. Kira-kira 10 tahun ke depan akan seperti apa,” katanya.

Politisi PKB itu sepakat, ada peran dari adanya sekolah swasta. Kenapa harus ada perbedaan. Baik dari segi pelayanan maupun jaminan. Ketika berkaca ke kota-kota besar, sekolah negeri mulai ditinggalkan masyarakat. Orang tua atau wali murid lebih senang menitipkan anak-anaknya ke sekolah swasta.

Alasannya jelas. Karena kualitas pendidikannya bisa dipertanggungjawabkan. Output yang dihasilkan terbukti. Meskipun harus mengeluarkan biaya lebih, semua dilakukan. Tidak masalah.

“Itu tren yang terjadi saat ini. Sekolah negeri mulai ditinggalkan. Karena mutu dan kualitas pendidikannya. Mereka rela membayar lebih. Itu karena pembelajarannya lebih bermutu. Output yang dihasilkan berbeda,” ucapnya.

Harusnya, managemen di sekolah swasta yang ada di Kabupaten Cirebon, bisa mempelajari itu. Karena semangat pemerintah menginginkan output yang dihasilkan ke depan jauh lebih baik. Sebanyak 20 persen anggaran pendidikan digelontorkan dari APBN. Tentu, untuk menciptakan SDM masa depan bangsa lebih baik.

0 Komentar