Makan Sepuasnya, Bayar Seikhlasnya di Warung Ikhlas

BERAMAL: Pasangan Tri Sutrisna (27) dan Nova Norma Hakiki (28) membuka warung Ikhlas di depan kompleks Pesona Majalengka Kelurahan Munjul, Kecamatan Majalengka.
BERAMAL: Pasangan Tri Sutrisna (27) dan Nova Norma Hakiki (28) membuka warung Ikhlas di depan kompleks Pesona Majalengka Kelurahan Munjul, Kecamatan Majalengka.
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Pemerintah Kabupaten Majalengka  mencatat vaksinasi anak usia 6-11 tahun sudah mencapai 30 persen dari target sasaran. Sekretaris Daerah (Sekda) Majalengka, Drs H Eman Suherman MM saat meninjau vaksinasi anak mengatakan, Pemkab Majalengka akan terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi guna memenuhi target. – Aksi terpuji dilakukan sepasang suami-istri (pasutri) asal Kabupaten Majalengka. Mereka membuat warung Ikhlas hanya karena hasrat ingin berbagi. Warung Ikhlas milik pasutri bernama Tri Sutrisna (27) dan Nova Norma Hakiki (28) itu, berada di depan kompleks Pesona Majalengka Kelurahan Munjul, Kecamatan Majalengka.

Pemilik Warung Ikhlas, Tri Sutrisna mengatakan saat makan di warung yang baru dijalankan selama 2 hari itu pengunjung cukup membayar seikhlasnya saja. Bukan ke kasir untuk membayar di warung ini, pengunjung bisa memasukkan uang seikhlasnya ke dalam kotak amal.

“Inisiatif pribadi saya sama istri. (Motivasinya) lebih ke ingin berbagi aja sih. Sebelumnya juga sudah pernah buka di belakang GGM, bulan Juli-Agustus 2021. Sempat tutup karena saya kena Covid,” kata alumni SMAN 1 Majalengka itu, Selasa (11/1).

Baca Juga:Sungai Cikondang Meluap Rendam Puluhan RumahTarget Vaksinasi Anak Sudah 30 Persen

“Sekarang baru buka lagi, baru 2 hari. Konsepnya kita pengen tiap hari, cuma hari Minggu aja libur,” lanjut dia.

Adapun makanan yang dijajakan warung tersebut menyediakan menu seperti di warteg. Bahkan untuk menu makanannya merupakan hasil pembelian dari warteg-warteg di sekitar warung Ikhlas.

“Menu makanan ada telur, oreg, sambel, makanan-makanan warteg aja. Makanannya juga kita ambil dari warung sekitar. Nggak masak sendiri. Lebih ke ingin memberdayakan warteg-warteg yang sekitar aja untuk kita jual lagi di sini,” jelas dia.

Dalam sehari warung tersebut biasa menyediakan 100 porsi. Hadirnya warung itu, jelas dia, dipastikan tidak membunuh rezeki milik pemilik warteg di sekitar.

“Buka jam 11 sampai jam 2 siang. Kenapa bukanya jam segitu, kita gak mau ngambil market jam sarapan sama jam makan sore, karena itu target market warung-warung yang biasa buka. Kita gak mau ganggu marketnya,” ucap dia.

Untuk pendapatan per hari, dia mengaku tidak pernah merasakan hasilnya sepeserpun. Adapun pendapatan warung Ikhlas itu dipakai untuk membeli makanan lagi. Bahkan jika ada pendapatan lebih mereka bagikan ke panti asuhan.

0 Komentar