Kisah Perjuangan Melawan Kusta dan Stigma untuk Kembali Pada Kehidupan

kusta
PENYINTAS. Wahyu Hermawan, pasien kusta yang dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan selama 1,5 tahun.
0 Komentar

RAKCER.ID – Satu tahun enam bulan pria ini menjalani pengobatan untuk kesembuhan dirinya dari kusta. Tahun 2010 hingga 2011 akhir merupakan hari-hari yang cukup menyiksa. Alasannya, dia tidak bisa keluar rumah untuk sekadar bertegur sapa dengan teman maupun kerabat.

Namun, pria bernama lengkap Wahyu Hermawan, 49 tahun, warga salah satu desa di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Jawa Barat ini telah dinyatakan sembuh oleh dokter. Dia bisa beraktivitas normal seperti sebelum dirinya mengalami kusta.

Hanya saja, pada usianya yang hampir kepala lima tersebut, pekerjaannya bukanlah duduk seperti pegawai kantoran. Dia juga bukan karyawan pabrik. Dia pun tak punya keahlian atau skill tertentu, seperti menjahit, menyulam atau melukis.

Baca Juga:Peran Teknologi Dapat Memudahkan Deteksi Dini Gejala Awal KustaCegah Bahaya Kusta Sejak Dini Melalui Peran RT dan RW

Wahyu hanya bisa menjalani rutinitas hariannya secara serabutan. Kerja apa saja yang penting halal dan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum hariannya.

“Kalau pekerjaan tetap bergaji, saya gak punya. Umur saya hampir 50 tahun. Saya hanya bisa bersyukur, sekarang saya bisa beraktivitas kembali. Sebelas tahun lalu, saya terkena kusta. Saya jalani pengobatan 1,5 tahun dan sembuh, kembali sehat sampai hari ini,” ujar Wahyu, akhir November 2023.

Wahyu menceritakan, divonis kusta oleh dokter, tentu saja merupakan informasi yang membuat stres. Membuat dia menjadi pribadi yang minder dan harus menguatkan diri untuk tidak bersosialisasi. Hal itu untuk menjaga supaya tidak menulari orang lain.

“Waktu itu saya sadar diri, mengunci diri dalam kamar. Sambil terus minum obat setiap hari,” curahnya.

Meskipun hanya Wahyu yang terkena kusta dalam keluarganya itu, Wahyu tetap mendapatkan dukungan penuh untuk sembuh dari ibunya juga keponakannya serta RT setempat. Sehingga, ketika dirinya malas minum obat, maka ibu atau kerabatnya kembali memotivasi dirinya agar segera minum obat supaya kembali sehat.

“Waktu itu saya frustasi, mental saya turun drastis. Namun ibu saya terus mensupport supaya tetap minum obat. Alhamdulillah pengobatan hanya berjalan 1,5 tahun. Saya sembuh di tahun 2011 lalu,” ujar Wahyu.

Setelah sembuh, tentu saja Wahyu bisa kembali beraktivitas normal seperti orang kebanyakan. Namun, jejak kusta di tangan dan jemari kakinya membuatnya malu. Oleh karenanya, untuk menghindari tatapan mata orang, Wahyu menutupinya dengan sarung tangan dan sepatu bot.

0 Komentar