Rehabilitasi Medis Mandiri, Dukungan Keluarga dan Teman Efektif Pulihkan Fisik-Psikologis Pasien Kusta

kusta
SEHAT. Wahyu Hermawan mendapat dukungan keluarga dan teman saat menjalani rehabilitasi medis penyakit kusta.
1 Komentar

“Saya sempat juga dirawat oleh perawat khusus. Kata ibu bidan petugas itu disebut homecare. Dia yang mencuci kaki dan tangan saya. Jadi saya kadang kabur‎ keluar rumah, ketika petugas homecare itu datang, saya sudah keluar rumah,” ujarnya.

Wahyu menceritakan bahwa dengan menjalani rehabilitasi medis, kemudian dilanjutkan dengan diet raw food membuat dirinya bisa bertahan sehat hingga sekarang. Program rehabilitasi secara medis harus tetap dijalani. Setelah itu dilanjutkan dengan menjaga diri agar tetap sehat.

“Siapapun yang kini divonis kusta, mohon agar selalu rutin minum obat. Percayalah, saya sudah merasakan itu, menjalani itu, dan kini telah sembuh. Setelah sembuh, kita pun perlu menjaga diri agar tubuh tetap sehat dan bugar. Cara saya ya menjalani raw food. Saya masih suka memakan daun-daunan mentah yang tumbuh di depan rumah,” ucapnya.

Baca Juga:Kolaborasi Lintas Sektoral Efektif untuk Gerakan Pencegahan KustaKisah Perjuangan Melawan Kusta dan Stigma untuk Kembali Pada Kehidupan

Orang dengan Kusta Tidak Layak Dikucilkan

Selama ini, di kalangan masyarakat masih ada stigma bahwa kusta adalah penyakit berbahaya, hingga tidak jarang pasien kusta dikucilkan. Pasien kusta atau Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) tidak seharusnya dikucilkan. Karena dengan penanganan yang baik dan tepat penyakit kusta tidak mudah menular dan dapat disembuhkan.

Untuk meluruskan pemahaman keliru tentang kusta, “Melawan Stigma” menjadi kampanye yang harus disuarakan dengan lantang seperti yang dilakukan oleh NLR Indonesia sebagai lembaga non profit yang bekerja untuk penanggulangan kusta dan inklusi disabilitas.

Melalui project Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta (SUKA) mengintervensi masyarakat dan para aktor penggerak perubahan untuk bersama-sama mengedukasi dan melakukan berbagai gerakan inovatif untuk mengikis stigma kusta.

Sementara itu, bidan Erna Hermanawati membenarkan bahwa rehabilitasi pengobatan pasien kusta yang dijalani Wahyu itu membutuhkan proses yang cukup lama. Selain pemulihan secara fisik, juga pemulihan secara psikologis perlu diterapkan. Dukungan keluarga, kerabat dan teman sangat membantu.

“Dia berteman dengan pak Mantri Beno hingga sekarang. Dulunya memang partner kerja saya, namun kini telah pensiun. Saya terus mensupport kesembuhan mang Wahyu, baik fisik maupun psikologis, ditambah dukungan teman sehingga membuat mang Wahyu bangkit dan kembali semangat,” ujarnya.

1 Komentar