Ini Solusi Atasi Banjir Kota Cirebon Menurut Praktisi Arsitektur

SOROTI. Praktisi Arsitektur asal Cirebon, Peter Nobel soroti peristiwa banjir di Kota Cirebon yang terus meningkat setiap tahun. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
SOROTI. Praktisi Arsitektur asal Cirebon, Peter Nobel soroti peristiwa banjir di Kota Cirebon yang terus meningkat setiap tahun. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Intensitas banjir di Kota Cirebon terus meningkat setiap tahun. Banjir pun kerap datang. Karena itu, perlu solusi atasi banjir di Kota Cirebon.

Dalam satu kali siklus musim hujan, Kota Cirebon mengalami 2 sampai 4 kali banjir. Meski tidak sampai memakan korban jiwa, banjir sangat merepotkan warga.

Secara umum banjir di Kota Cirebon disebabkan dua hal. Curah hujan tinggi dan air rob. Kedua faktor penyebab banjir di Kota Cirebon itu masih sering terjadi hingga saat ini. Sili berganti bahkan datang bersamaan terutama di wilayah pesisir.

Baca Juga:DEMA FUA IAIN Cirebon Adakan Kegiatan Amazing in RamadhanHari Kedua Amazing in Ramadhan IAIN Cirebon Diisi Liga Futsal Antar Jurusan

Warga terdampak banjir jelas dirugikan. Aktivitas mereka terganggu ditambah resiko kerusakan pada rumah serta perabot rumah tangga saat ketinggian banjir terlampau parah.

Praktisi Arsitektur asal Cirebon, Peter Nobel menjelaskan, agar dampak banjir tak terus menerus merugikan warga dibutuhkan upaya nyata pemerintah daerah dalam mengintervensi daya rusak air yang masuk ke pemukiman.

Menurutnya, Kota Cirebon tidak bisa lolos dari ancaman banjir. Sebab letak geografisnya berada di hilir 4 sungai besar, yakni Sungai Kalijaga, Sungai Kriyan, Sungai Sukalila dan Sungai Kedung Pane.

Keempat sungai besar ini menampung debit air dari berbagai area di dalam dan luar Kota Cirebon. Sontak saat hujan deras terjadi, debit air akan melimpah ke empat sungai tersebut.

“Banyaknya endapan pada sungai-sungai menimbulkan mengecilnya luasan penampang sungai dan meluapnya aliran,” ujar Peter kepada Rakyat Cirebon.

Terkait penyebab banjir imbas curah hujan yang tinggi, kata Peter, terlebih dahulu pemerintah harus memastikan daerah aliran sungai (DAS) di Cirebon dalam keadaan berfungsi. Tidak ada sumbatan, tanggul jebol hingga bangunan liar di atas sungai.

Setelah itu, memastikan drainase dalam keadaan baik. Sehingga curah hujan di kawasan pemukiman dapat segera masuk ke jalur air dan tembus ke sungai sebelum akhirnya mengalir ke muara.

Baca Juga:Inilah 10 PTKIN Peminat dan Pendaftar Terbanyak pada SPAN-PTKIN 2023Selamat! 75.362 Siswa Lulus SPAN-PTKIN 2023

Persoalan drainase, kata Peter, merupakan hal krusial lainnya terutama di dalam Kota Cirebon. Drainase yang gagal berfungsi menjadi biang kerok lambatnya air hujan di pemukiman segera surut. Akhirnya air menggenang dalam beberapa waktu.

0 Komentar