Tradisi Ceng Beng, Upacara Tionghoa yang dirayakan Setiap Tanggal 4-6 April, Apasih Maknanya?

Tradisi Ceng Beng
Ceng Beng,Kuburan Cina (Foto: Pinterest @Abra Gorana)
0 Komentar

RAKCER.ID – Tradisi Ceng Beng atau  dikenal dengan Festival Qingming yang memiliki arti kecerahan murni yang  merupakan salah satu dari 24 titik pembagian musiman di Tiongkok yang selalu diperingati setiap tanggal 4-6 April.

Tradisi Ceng  Beng  merupakan  tradisi  ziarah  kubur untuk keturunan Tionghoa dimana para keluarga akan mendatangi makam para leluhur dan juga kerabat mereka untuk ziarah dan mendoakannya. Kegiatan yang dilakukan biasanya berupa menyapu makam, mempersembahkan  makanan, taburan bunga dan barang favorit dari leluhur mereka yang sudah tiada meninggalkannya.

Kemudian pada Tradisi Ceng Beng  mereka akan membakar dupa, uang  kertas atau biasa disebut  Kimci  yang dipercaya  untuk membekali  leluhurnya di alam  barja dan juga beberapa barang yang dikirim kepada leluhur serta kerabat lalu dilanjut dengan kegiatan membungkuk di depan tugu peringatan.

Baca Juga:Menilik Buka Bersama ” Bukber’ Tradisi yang Selalu Ada di IndonesiaPrancis vs Belanda, Les Bleus Menang dengan Skor Meyakinkan 4-0!

Namun  tak  jarang  mereka  juga biasanya pada Tradisi Ceng Bneg ini menerbangkan layang-layang baik di siang hari maupun malam hari. Selain  kegiatan  tersebut  orang  juga biasanya menerbangkan lentera kecil yang dikatikan kepada  layang-layang dan ketika diatas benangnya seperti bintang yang bersinar dan sering disebut “Lentera Dewa”.

Dihari  kunjungan pada Tradisi Ceng Beng  dimulai  subuh sebelum  matahari  terbit para peziarah sudah harus berada di makam dan menata jamuan untuk leluhur mereka. Jamuan itu berupa nasi, samsang atau daging hewan yang berasal dari tiga alam yakni air, udara, darat, seperti ikan, burung dan juga ayam.

Ada  juga lauk pauk  tambahan  seperti teh, buah-buahan dan kue sebagai simbol dari pelayanan yang  suci kepada leluhur  mereka yang  telah  tiada. Puncaknya jatuh pada tanggal 5 April akan  tetapi  masyarakat yang memiliki keturunan Tionghoa biasanya sudah  melakukannya  dua pekan dari sebelumnya dikarenakan  tradisi ini tidak hanya sekedar mendo’akan para leluhur, tetapi membersihkan dan mempercantik makam leluhurnya. (*)

0 Komentar