Dorong Parkir Liar Ditertibkan

SERAP ASPIRASI. Anggota DPRD Kab Cirebon, Hj Hanifah saat menggelar reses kedua ditahun sidang 2021-2022 yang dibanjiri aspirasi dari masyarakat.
SERAP ASPIRASI. Anggota DPRD Kab Cirebon, Hj Hanifah saat menggelar reses kedua ditahun sidang 2021-2022 yang dibanjiri aspirasi dari masyarakat.
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Beragam keluhan disampaikan masyarakat kepada wakilnya di legislatif. Salah satunya, seperti maraknya keberadaan parkir liar. Dinilai sudah membuat resah. Hal itu, tersampaikan, disela anggota dewan menggelar reses kedua ditahun sidang 2021-2022.

“Banyak aspirasi yang disampaikan. Mayoritas masih soal jalan rusak. Banjir dan penyelesaian sampah. Tapi ada juga yang meminta agar dewan mendorong, penertiban parkir liar. Karena sudah menjamur dan meresahkan,” kata Anggota DPRD, Dr Hj Hanifah MA, Selasa (15/2).

Aspirasi itu menjadi catatannya. Politisi yang duduk di komisi III itupun mengaku akan segera menindaklanjuti. Terlebih, soal parkir, ketika dilakukan di bahu jalan, menjadi tanggungjawab dari Dinas Perhubungan.

Baca Juga:Aspirasi PJU Hingga RutilahuCegah Covid-19, Segera Atur Rapat Virtual

“Pasti akan kami tindaklanjuti. Kebetulan Dishub itu mitra kerja kami, komisi III. Nanti akan kami tanyakan,” akunya.

Bagaimanapun kata politisi PKB itu, parkir menjadi kebutuhan para pengguna kendaraan. Harus bisa terlayani dengan baik. Tapi, kalau sudah liar begitu, tutur Bunda Ohan–sapaan akrab untuknya, tentu beda cerita.

“Parkir dibahu jalan itu, harusnya sih menjadi retribusi yang sah dan bisa menjadi sumber PAD. Tapi kalau liar, ya kemana larinya,” katanya.

Artinya tutur Bunda Ohan, harus ada tindakan. Penertiban. Agar emagenya, bukan lagi parkir liar. Tapi legal, ada pemasukan yang jelas, masuk ke kas daerah. Selain itu, keluhan yang tersampaikan terkait pelayanan Perumda Tirta Jati. Pelayanannya mendapat respon negatif dari masyarakat. Karena sering mati. Bahkan, kata Bunda Ohan, konstituennya meminta agar dilakukan audit.

“Mereka meminta agar ada audit. Fasilitas PAM sering mati. Tapi bayar tetep kudu, ini keluhan dan jadi persoalan,” katanya.

Pun demikian terkait kelangkaan pupuk. Itu juga kata dia, membanjiri tema reses kali ini. Kebetulan, daerah pemilihannya itu, merupakan daerah penghasil padi. Tentunya, kelangkaan pupuk menjadi isu sensitif.

“Para petani ini seringkali dibuat bingung. Sudah pupuknya langka, sekalinya ada dan disediakan bantuan, harus melewati mekanisme yang jlimet. Kasian lah para petani ini,” imbuhnya.

Baca Juga:Imron Akui Sering Dapat AspirasiPemcam Kertasemaya Kebut Pencetakan Kartu Identitas Anak

Tidak kalah penting juga, terkait kebutuhan akses untuk kelancaran aliran air. Sungai-sungai harus diberikan senderan.

0 Komentar