SUBANG, RAKCER.ID – Subang kembali memanas, bukan karena suhu udara, tapi karena teriakan semangat para supporter Persikas yang mendesak klub kebanggaan mereka naik kasta ke Liga 2.
Namun sayangnya, semangat tinggi itu justru mendapat teguran langsung dari orang nomor satu di Jawa Barat Gubernur Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa KDM.
Momen itu terjadi pada Jumat, 30 Mei 2025 ketika KDM berdialog langsung dengan para pendukung fanatik Persikas. Alih-alih langsung membahas soal klub, KDM menyoroti cara para supporter menyampaikan aspirasi mereka yang dianggap keliru.
Baca Juga:Jangan Panik! Ini Cara Bikin Kamar Mandi Tanpa Jendela Terasa Lebih Terang dan LuasLemari Dapur Jadul? Coba 4 Ide Unik Ini Biar Dapur Kamu Makin Stylish dan Fungsional!
“Ini saya lagi bersama rombongan para supporter Persikas yang teriak yelnya salah tempat dan salah alamat,” ujar KDM dengan nada santai tapi tegas.
Menurutnya, menyuarakan aspirasi sah-sah saja, tapi harus tahu tempat dan waktu. Ia mengingatkan bahwa aspirasi yang disampaikan secara tidak tertib justru bisa mengganggu ketertiban umum dan kontraproduktif bagi perjuangan itu sendiri.
Dalam suasana kondusif, supporter menyampaikan harapan besar bahwa mereka ingin melihat Persikas berlaga lagi di Liga 2. Bagi masyarakat Subang, kehadiran Persikas bukan hanya hiburan, tapi juga simbol kebanggaan daerah.
Namun, KDM kemudian membongkar realita pahit di balik dunia sepak bola profesional. Menurutnya, banyak yang belum paham soal wewenang dan pembiayaan klub seperti Persikas.
“Urusan Persikas itu urusan Bupati. Dan perlu dipahami, Bupati pun tidak boleh menggunakan APBD untuk membiayai klub profesional,” tegas KDM.
Pernyataan ini seperti tamparan halus bagi sebagian pendukung yang berharap pemerintah ‘turun tangan’ secara penuh. KDM menegaskan, penggunaan uang negara punya batasan. Klub profesional seperti Persikas tak bisa mengandalkan dana APBD.
“Uang negara tidak boleh dipakai untuk itu,” ujarnya.
Lalu, dari mana sumber pendanaan klub? KDM menjelaskan bahwa tantangan utama sebuah klub profesional adalah soal pendanaan yang tak main-main. “Pertanyaannya, ada tidak pengusaha di Subang yang siap mengeluarkan puluhan miliar untuk mengurus klub bola?” tanyanya retoris.
Baca Juga:Lemari Dapur Terlihat Kuno? Coba 5 Trik Ini untuk Ubah Jadi Mewah Tanpa Bongkar Total!Hati-Hati! 7 Tren Interior Populer Ini Ternyata Bikin Sial Menurut Feng Shui, No. 3 Paling Nggak Disangka!
Jika tidak ada, kata KDM, jangan heran kalau klub bisa diambil alih oleh daerah lain yang lebih siap. Pernyataan ini membuka mata bahwa keberlangsungan sebuah klub bukan hanya soal semangat supporter, tapi juga soal siapa yang siap jadi “juragan” di balik layar.