Eksperimen sosial bisa menjadi eksploitatif ketika:
Subjek Tidak Menyadari dan Tidak Memberikan Persetujuan
Merekam seseorang tanpa sepengetahuan mereka, terutama dalam situasi yang memalukan atau rentan, adalah pelanggaran privasi yang serius.
Video Dibuat untuk Memancing Reaksi Negatif
Beberapa kreator sengaja menciptakan situasi yang provokatif atau bahkan berbahaya hanya untuk mendapatkan reaksi marah atau konfrontasi yang dramatis.
Hal ini bukan lagi eksperimen, melainkan provokasi yang dapat membahayakan semua pihak.
Kisah yang Diedit secara Manipulatif
Baca Juga:AI dan Media Sosial: Pengertian, Dampak, dan Masa DepanEvolusi Persahabatan di Era Digital: Dari Tatap Muka ke Jaringan Daring
Untuk membuat cerita lebih menarik, ada kecenderungan untuk memotong dan mengedit rekaman sedemikian rupa sehingga narasi yang sebenarnya terdistorsi.
Reaksi yang baik mungkin dihilangkan, sementara yang buruk diperbesar, menciptakan gambaran yang salah tentang orang yang direkam.
Intinya, ketika martabat dan privasi individu dikorbankan demi views dan uang, maka konten tersebut telah bergeser dari hiburan menuju eksploitasi.
Kesimpulan
Eksperimen sosial di YouTube adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, mereka bisa menjadi media yang efektif untuk edukasi dan refleksi sosial, menunjukkan sisi baik dan buruk dari kemanusiaan.
Di sisi lain, mereka bisa menjadi alat eksploitasi yang mengorbankan privasi dan emosi orang lain demi keuntungan pribadi. Sebagai penonton, penting bagi kita untuk menjadi lebih kritis.
Eksperimen sosial yang baik akan selalu menempatkan empati dan etika di atas segalanya.(*)
