Kebakaran Rumah Gara-gara Lilin, Kerugian Capai Rp 168 Juta

PADAMKAN API. Petugas UPT Damkar Kuningan berusaha memadamkan api yang menghanguskan rumah Desti, warga Desa/Kecamatan Cibeureum, Minggu malam.
PADAMKAN API. Petugas UPT Damkar Kuningan berusaha memadamkan api yang menghanguskan rumah Desti, warga Desa/Kecamatan Cibeureum, Minggu malam.
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Nasib malang dialami nenek Desti (70) warga Desa/Kecamatan Cibeureum, yang rumahnya ludes terbakar pada Minggu (13/4) malam. Kebakaran rumah yang diduga disebabkan oleh lilin tersebut menyebabkan seluruh bangunan dan perabotan rumah nenek Dasti jadi arang hingga kerugian pun ditaksir mencapai Rp 168 juta.

Berdasarkan informasi dihimpun, musibah kebakaran tersebut terjadi pada Minggu malam 19.30 WIB. Kala itu, Dasti yang tinggal sendirian sedang tertidur pulas karena mati listrik saat hujan turun deras. Rupanya, saat sedang tertidur pulas tersebut tanpa disadari lilin yang dinyalakan Dasti di ruang tamu terjatuh dan membakar kursi hingga kemudian merembet ke perabotan lainnya.

Saat itu nenek Dasti terbangun karena merasa ruangan kamarnya terasa panas dan pengap, sehingga dia pun keluar. Alangkah terkejutnya Dasti saat melihat ruangan tengah api sudah berkobar memenuhi ruangan.

Baca Juga:Mantan Ketua Dekopinda Dukung EdiBencana Alam Terjang Kuningan

“Melihat api sudah membakar rumahnya, nenek Dasti panik dan berteriak minta tolong tetangganya. Beruntung teriakan nenek Dasti didengar warga yang segera berdatangan dan langsung berusaha melakukan pertolongan,” ungkap Kepala UPT Damkar Kuningan Mh Khadafi Mufti kepada Radar.

Salah seorang warga berusaha menyelamatkan nenek Dasti dengan mendobrak pintu belakang rumah yang masih aman dari api. Seketika nenek Dasti pun dibawa keluar sebelum api semakin membesar membakar seluruh bangunan rumah. Sementara warga lain berusaha memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya.

Setelah hampir satu jam upaya warga memadamkan api tak membuahkan hasil, akhirnya salah satu warga bernama Ilan langsung menghubungi kantor Damkar Kuningan melalui sambungan telepon untuk meminta bantuan pemadaman. Laporan ini pun langsung ditanggapi satu regu pemadan dengan satu unit kendaraan pemadam meluncur ke lokasi kejadian.

Malang, lambatnya laporan ditambah lokasi kejadian yang jauh dari kantor UPT Damkar Kuningan menyebabkan penanganan pemadaman pun kurang optimal. Ditambah lokasi rumah yang jauh dari sumber air menyebabkan pemadaman pun semakin sulit dilakukan. Hingga akhirnya, upaya petugas pemadam kebakaran ini pun membuat api bisa dijinakkan sekitar dua jam kemudian.

“Kendalanya pelaporan yang lambat dan lokasi kebakaran yang jauh serta tidak adanya sumber air terdekat. Menyebabkan saat anggota tiba di lokasi api sudah membakar seluruh bangunan, sehingga pemadaman pun praktis sudah sulit dilakukan,” ungkap Khadafi.

0 Komentar